Jaya Satria S.Sos : Anak Muda Harus Bijaksana Memilih! Rabu, 23/10/2024 | 16:59
Jaya Satria, S.Sos.
Pasaman - Anak muda sebagai generasi millennial sangat rentan dilibatkan, dipengaruhi ataupun diprovokasi isu-isu negatif yang biasanya massif dalam setiap penyelenggaraan agenda demokrasi, seperti politisasi sara, ujaran kebencian dan informasi hoax.
Generasi millennial memiliki karakter yang khas yakni memiliki antusias yang tinggi, penuh gejolak dan semangat, kurang rasional, dan apabila tidak dikendalikan akan memiliki potensi terhadap konflik-konflik sosial di dalam penyelenggaraan demokrasi.
Pada konteks penyelenggaraan demokrasi, generasi millennial mempunyai peran yang sangat strategis, diantaranya mengantisipasi serangan berita bohong atau hoax, karena aktif sebagai pengguna Media Sosial, kemudian sebagai garda terdepan dalam menghadang serbuan konten negatif di dunia maya; dan tidak hanya sebagai follower tetapi menjadi trendsetter.
Sebagai bagian dari komponen masyarakat, kelompok millennial bisa dikategorikan dalam pemilih pemula atau pemilih muda, tentu kehadirannya harus menempatkan diri sebagai subjek yang memberikan asas kemanfaatan dalam setiap aktifitas demokrasi.
Kita mengetahui bahwa pesta demokrasi Pilkada 2024 sedang berlangsung hangat di tahapan masa kampanye sekarang.
Pemilu tahun ini semakin menarik karena bertambahnya peserta pemilu dari `kelompok usia pemilih muda, yaitu generasi Z dan milenial. Generasi Z dan milenial dikenal sebagai kaum muda yang tumbuh bersama teknologi.
Pemilu 2024 menjadi ajang menunjukkan peran mereka yang semakin berpengaruh, menggugah antusiasme, dan menyuarakan isu-isu politik. Partisipasi mereka dapat memengaruhi arah kebijakan dan isu-isu yang diangkat dalam masyarakat.
Hal ini tentu memberi pengaruh besar pada hasil dari pesta demokrasi Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November mendatang.
Data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam kontestasi Pileg Februari 2024 kemaren, bahwa dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 mencapai 204.807.222 pemilih. Sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen pemilih berasal dari generasi milenial. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85 persen.
Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih. Angka tersebut menunjukkan bahwa Gen Z dan milenial memiliki potensi untuk membentuk perubahan dan memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan.
Namun, banyak dari gen Z dan milenial masih beranggapan bahwa pesta demokrasi hanya bertujuan untuk kepentingan beberapa golongan. Namun sejatinya, sebagai warga negara, gen Z dan milenial yang sudah cukup umur punya kewajiban untuk menyukseskan pemilu 2024 dengan menggunakan hak pilihnya.
Mungkin sebagian dari gen Z dan milenial melihat golput sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasannya dari sistem politik di negara ini. Sementara yang lain, mungkin menganggap golput sendiri merupakan tindakan yang kurang bertanggung jawab.
"Benar, namun kecendrungan sekarang, sebagian besarnya sudah memiliki kesadaran bahwa partisipasi dalam proses politik lebih efektif dan memberi dampak daripada golput untuk membawa perubahan yang diinginkan, bagi daerahnya," ujar Jaya satria, mantan ketua umum Dewan Mahasiswa (DEMA) STAI lubuk Sikaping tahun 2022 lalu.
Diakui Jaya, dulunya gen Z dan milenial memang memiliki kecenderungan untuk enggan terlibat atau bahkan apatis atas penyelenggaraan agenda demokrasi. Namun dengan adanya akses kemudahan dalam ruang digital melalui tren yang ada sekarang, bahwa politik dinilai berhasil masuk dan memengaruhi opini publik, telah mampu mempengaruhi pola pikir anak muda untuk mau dan harus ambil bagian dalam arena demokrasi.
Seperti halnya dalam ajang pesta demokrasi Pilkada Kabupaten Pasaman tahun 2024, yang kini tengah memasuki tahapan kampanye, jelang pencoblosan November depan.
Menurut Jaya, sebagai anak muda Ia berpikir pilkada Pasaman kali ini adalah sarana bagi masyarakat Kabupaten Pasaman untuk mencari Figur pemimpin yang lebih kapabel, fleksibel dengan semua kalangan dan stake holder yang ada di Pasaman, juga punya akses dan jejaring komunikasi yang kuat dengan pemerintahan pusat di level nasional.
"Kita mengetahui, terbatasnya alokasi dana APBD kabupaten Pasaman dari tahun ke tahun, memberi dampak melambatnya aktifitas pembangunan infrastruktur, juga pembangunan sosial kemasyarakatan di Pasaman secara menyeluruh," ungkap Jaya.
Sepertinya tdak ada solusi bagi Pasaman, Pemimpin Pasaman ke depan haruslah orang-orang yang punya akses ke Pemerintah Pusat, guna bisa menarik anggaran di Kementerian dan Lembaga untuk turut serta membiayai pembangunan di Pasaman," jelas Jaya Satria.
"Namun saat ini Kabupaten Pasaman sudah boleh sedikit lega, karena untuk pertama kalinya memiliki tokoh yang berlayar di Pemerintahan Pusat, yakni bapak H.BENNY UTAMA SH.MM yang sudah dikantik memjadi anggota DPR-RI periode 2024 - 2029.
Sebagai Bupati Pasaman 2 periode, Pak Benny sudah sangat paham bagaimana kondisi Pasaman dan apa hal urgen yang dibutuhkan Kabupaten Pasaman.
Tentunya kolaborasi antar pemimpin Pasaman terpilih nantinya dengan pemerintahan pusat, akan membawa dampak yang besar dalam mewujudkan Pasaman yang lebih baik," ucap wakil ketua KNPI Pasaman tersebut "
Terakhir Jaya Satria mengajak segenap unsur di Pasaman, terutama kalangan generasi muda, untuk Bijaksana dalam menentukan pilihan dalam Pilkada tahun ini.
"Mari ciptakan Politik Pilkada yang santun, hindari konflik dan perpecahan, guna menghasilkan Pemimpin Pasaman yang Berkualitas dan Kapabel dalam menjalankan amanah dan harapan masyarakat Kabupaten Pasamaan yang sama-sama kita cintai.